Jakarta,(Alamrimba.com) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, melakukan pertemuan strategis dengan Raja Charles III dari Inggris di London pada Rabu (25/6/2025).
Pertemuan tersebut menjadi bagian penting dari upaya Indonesia untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam perlindungan lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Hanif menyampaikan salam dan pesan hangat dari Presiden Prabowo Subianto kepada Raja Charles III. Ia juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk merealisasikan kerja sama konkret, termasuk penguatan pusat konservasi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.
Selain pertemuan bilateral, Menteri Hanif turut menjadi pembicara kunci dalam forum Nature Action yang difasilitasi oleh Special Representative for Nature Kerajaan Inggris, Ruth Davis. Dalam paparannya, Menteri Hanif menjelaskan arah kebijakan Indonesia melalui Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025-2045.
“IBSAP 2025-2045 bukan hanya dokumen strategis konservasi, tetapi juga membuka peluang skema pembiayaan inovatif berbasis investasi dan mekanisme Access and Benefit Sharing dengan sektor swasta,” ujar Menteri Hanif.
Ia menambahkan bahwa dokumen ini merupakan peta jalan utama pengelolaan keanekaragaman hayati nasional yang sejalan dengan mandat Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (KMGBF) hasil COP CBD ke-15.
Di sela-sela agenda tersebut, Menteri Hanif juga melangsungkan serangkaian pertemuan bilateral dengan jajaran Pemerintah Kerajaan Inggris, meliputi Menteri Lingkungan, Pertanian dan Perdesaan (DEFRA), Menteri Iklim, serta Menteri Luar Negeri dan Perencanaan Pembangunan (FCDO).
Topik-topik kunci yang dibahas dalam pertemuan ini meliputi penguatan kerja sama dalam pengendalian perubahan iklim, pengurangan sampah plastik, serta pengembangan mekanisme pendanaan karbon.
Kehadiran Indonesia dalam forum internasional ini mempertegas komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam mendorong diplomasi hijau sebagai pilar penting pembangunan berkelanjutan.
Dengan kolaborasi global yang semakin erat, Indonesia terus mengambil peran utama dalam mengawal masa depan lingkungan hidup dunia.(Redaksi)